[this is written while i'm trying my best to finish my final assignment but i guess being a god-tier procrastinator means i'll have this done by the d-day]
Akan ada saatnya di mana ponsel tidak lagi bisa menghibur di kala bosan.
Biasanya browsing buat fangirling, panen meme, shitposting enggak jelas di twitter. Tapi, malam ini aku ngerasa hiburan-hiburan itu sudah cukup buat aku bosan.
Akan ada saatnya, di mana, akhirnya aku kembali mencari hiburan lewat buku.
I remembered the time when I was able to finish around 20 books in a year, dan sekarang kelarin satu buku dalam waktu 3 bulan aja udah berasa berat. Idk if I should be ashamed of myself, but I miss those times when I was highly productive on reading books. Enggak peduli itu buku bahasa inggris, teenlit, buku fiksi receh. Pokoknya pada tahun itu, aku dengan bangga bisa menyelesaikan 20 buku dalam satu tahun.
Di buku Questioning Everything! yang berisi kompilasi wawancara para seniman Indonesia, salah satu seniman bilang (even I forgot who he was, wtf) bahwa buku enggak akan pernah mati, karena di situlah gudang semuanya. Pada akhirnya, orang akan kembali ke buku.
oh how I miss being authentic...
Akan ada saatnya di mana menulis di media sosial menjadi sesuatu yang membosankan.
Aku biasa posting cerita-cerita unik, serem, atau lucu di beberapa medsos-ku. Bukan buat nyari perhatian (well, mungkin sedikit ada niatan untuk cari perhatian--I mean, at least ada yang mau ngomentarin ceritaku), tapi aku memang pada dasarnya suka bercerita. Tapi malam ini, aku terdorong untuk cari media lain di mana aku bisa bercerita sesuka hati, sepanjang apapun, se-frontal apapun, tanpa khawatir ada yang men-judge, setidaknya enggak langsung.
then I remembered that I used to blog almost everyday during school times.
Akan ada saatnya, di mana, aku kembali bercerita lewat blog.
Selain karena sudah mulai sepi pengunjung, aku merasa jauh lebih bebas menulis di sini dan jauh lebih bisa menulis hal-hal yang lebih serius--hasil kontemplasiku tiap hari, bukan cuma semacam shitposting singkat, haha-hihi sama keindahan internet. Sebenarntya ini suatu keanehan ketika aku bilang menjadi kritis dan 'bacot' soal hal-hal sosial atau sesuatu yang sifatnya filosofis itu adalah guilty pleasure aku. Aku memang bukan orang yang suka nge-judge, tipikal ngikutin lambe turah dan tiba-tiba nyinyirin orang yang enggak sesuai pandangan/ideologiku, tapi pasti akan ada terbesit pikiran judgemental yang lebih rasional dan enggak kurang ajar, yang sebetulnya aku lebih suka tuangkan di sini.
Dan jujur, aku sangat sangat sangat kangen ketika blogging itu rame banget, sampai aku ikut komunitasnya. Rame promosiin postingan masing-masing, baca terus kasih komentar yang apresiatif banget. It's so nostalgic and is it weird if I wish it happened again?
end of my midnight contemplation. I shall be back to my assignment. *sigh*
No comments:
Post a Comment